Sabtu, 20 November 2010

Manusia dan Penderitaan


A.    Pengertian Penderitaan

Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.

Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.


Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan risiko hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bemakna agar manusia sadar untuk tidak lupa dengan-Nya.


B. Siksaan

Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan jasmani, dan dapat juga berupa siksaan rohani. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Bahkan kadang-kadang ditulis di halaman pertama dengan judul huruf besar, dan kadang-kadang disertai gambar si korban.


C. Kekalutan Mental

Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.

Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung dan nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.

Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
1.       gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita bisa jasmani maupun rohani
2.      usaha mempertahankan diri dengan cara negatif
3.      Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan

Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut:
1.       Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna. Hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
2.      terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri.
3.      Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.

Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah positif dan negatif. Positif, trauma jiwa yang dialami di jawab dengan baik sebagai usaha agar tetap semangat dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif, trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan  mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat yang diinginkannya tidak tercapai. Bentuk fustasi antara lain :

1.       Agresi: berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2.      Regresi: adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan.
3.      Fiksasi: adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4.      Proyeksi: merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif kepada orang lain.
5.      Identifikasi: adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya.
6.      Narsisme; adalah cinta diri sendiri yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7.      Autisme: ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain. Ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.


D. Penderitaan dan Perjuangan

Setiap manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati.
Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Ar-Ra'du ayat 11, bahwa Allah tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.


E. Penderitaan dan Sebab-sebanya

Apabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:

a.      Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
b.      Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan atau azab Tuhan.


F. Pengaruh Penderitaan

Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.



Sumber:
arbip.blogspot.com
ujank.web.id

0 komentar:

Posting Komentar