Kecerdasan buatan (AI / Artificial Intelligence), diartikan secara luas sebagai cabang
dari ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer (perangkat
keras) dan program-program komputer (perangkat lunak) yang mampu meniru fungsi
kognisi manusia (Solso, Maclin, & Maclin, 2008). McLeod dan Schell (2008)
berpendapat bahwa AI adalah aktivitas
penyediaan mesin seperti komputer dengan kemampuan untuk menampilkan perilaku yang
akan dianggap sama cerdasnya dengan jika kemampuan tersebut ditampilkan oleh
manusia. AI merupakan aplikasi komputer
yang paling canggih karena aplikasi ini
berusaha mencontoh cara pemikiran manusia.
A.
SEJARAH AI
Bibit AI
pertama kali disebar hanya 2 tahun setelah General
Electric menerapkan komputer yang pertama kali digunakan untuk penggunaan
bisnis. Tahun 1956 istilah kecerdasan buatan pertama kali dibuat oleh John
McCarthy sebagai tema suatu konferensi yang dilaksanakan di Dartmouth College.
Pada tahun yang sama, program komputer AI
pertama kali disebut Logic Theorist,
diumumkan. Kemampuan Logic Theorist
yang terbatas untuk berpikir (membuktikan teorema-teorema kalkulus) mendorong
para ilmuwan untuk merancang program lain yang disebut General Problem Solver (GPS),
yang ditujukan untuk digunakan dalam memecahkan segala macam masalah. Proyek
ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali menyusun program ini
kewalahan, dan riset AI dikalahkan
oleh aplikasi-aplikasi komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan
DSS. Namun seiring waktu, riset yang terus-menerus akhirnya membuahkan hasil,
dan AI telah menjadi wilayah aplikasi
komputer yang solid (McLeod & Schell, 2008).
B.
AI DAN KOGNISI MANUSIA (MESIN
BERPIKIR)
Ketika membicarakan tentang AI, biasanya berkaitan erat dengan psikologi kognitif dan ilmu
neurologi. AI dan psikologi kognitif
memiliki semacam hubungan yang simbiosis, masing-masing bagian mendapat
keuntungan dari peningkatan bagian lainnya. Peningkatan pada cara-cara untuk
meniru secara persis persepsi manusia, ingatan, bahasa, dan pikiran, tergantung
pada pengertian bahwa proses ini dicapai oleh manusia. Perkembangan AI meningkatkan pentingnya memahami
kognisi manusia (Solso, Maclin, & Maclin, 2008).
Beberapa program komputer bekerja lebih efektif
daripada pikiran manusia, dan kebanyakan sangat pintar menirukan hal-hal nyata
meski masih sedikit janggal. Komputer mampu memecahkan beberapa masalah, seperti
sebuah soal matematika yang mendetil, lebih cepat dan lebih akurat daripada
manusia. Beberapa tugas lain seperti menggeneralisasikan dan mempelajari pola
aktivitas yang baru, dilakukan paling baik oleh manusia, dan komputer masih
kalah baik. Berikut merupakan tabel perbandingan komputer tipe Von Neumann
dengan otak :
Komputer
Berbasis Silikon
(Jenis
Von Neumann)
|
Otak
Berbasis Karbon
(Manusia)
|
|
Kecepatan
proses
|
Dalam
nanodetik
|
Dalam
milidetik sampai beberapa detik
|
Jenis
|
Rangkaian
prosesor (kebanyakan)
|
Prosesor
paralel (kebanyakan)
|
Kapasitas
Penyimpanan
|
Sangat
besar, untuk informasi berkode digital
|
Sangat
besar, untuk informasi visual dan linguistik
|
Bahan-bahan
|
Silikon
dan elektronik
|
Neuron
dan organik
|
Kerjasama
|
Sangat
patuh
|
Cukup
kooperatif
|
Kemampuan
belajar
|
Sesuai
aturan yang ditetapkan
|
Konseptual
|
Fitur
unggulan
|
Mampu
memproses data yang sangat banyak dalam waktu yang singkat. Efisien dalam
biaya, sudah teratur, mudah dirawat, dan bisa ditebak
|
Mampu
membuat penilaian, kesimpulan, dan penyamarataan dengan mudah. Pergerakannya:
memiliki bahasa, percakapan, vision, dan emosi
|
Fitur
terburuk
|
Tidak
mampu belajar sendiri dengan cepat; memiliki kesulitan dengan tugas kognitif
manusia yang rumit, seperti pemahaman bahasa dan produksi
|
Memiliki
kapasitas penyimpanan dan pemrosesan informasi yang terbatas; pelupa, dan
cukup mahal dalam pemenuhan permintaan makanan, minuman, tidur, suhu udara
yang sesuai sebagai tambahan atas segala kebutuhan-kebutuhan bio-psikologis
lainnya (misal: cinta, kebutuhan untuk dimiliki)
|
C.
AI DAN SISTEM PAKAR
Antusiasme para pemain awal AI langsung menanggapi tantangan yang muncul dari Tes Turing dan
kemudian menuliskan program yang dirancang untuk menanggapi permintaan bahasa
yang tidak bisa dipisahkan dari respons manusia. Dengan menampilkan perspektif
dari pandangan yang tersembunyi, sekarang beberapa program ini menjadi tampak
sedikit aneh, tetapi ilmu pengetahuan memang seringkali berkembang seperti itu (Solso,
maclin, & Maclin, 2008).
ELIZA
Salah satu program komputer pertama yang mampu berkomunikasi, ELIZA, ditulis
oleh Joseph Weizenbaum (1966). Beberapa revisi atas ELIZA telah dibuat dari
konsep aslinya. Pada satu program yang spesifik, bernama DOCTOR, ELIZA
mengambil peran seperti seorang psikiater.
PARRY
Percakapan
seperti apakah yang mungkin dihasilkan jika perannya dibalik, yaitu jika
seorang psikiater berbicara pada pasien simulasi komputer? Colby, Hilf, Weber,
dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini
PARRY, karena ia mensimulasikan seorang pasien paranoid. Colby dan para
rekan-rekan penelitinya mengarahkan komputer tersebut untuk melakukan tes
Turing, dengan meminta sekelompok psikiater untuk mewawancarai PARRY
menggunakan pesan yang disampaikan dalam bentuk ketikan. Para juri (psikiater)
diminta untuk mengukur kadar paranoia dari keseluruhan respons. Meskipun Colby
dan rekan-rekannya berhasil memprogram komputer yang mampu merespons serupa
dengan respons seorang pasien paranoid, di mana program ini juga lulus tes
Turing, tetapi program ini masih jauh dari konsep model pemahaman lengkap dan
produksi bahasa.
NETtalk
Program
ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring-jaring neuron, sehingga
dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowski di sekolah medis
Harvard dan Rosenberg di Universitas Pricenton. Dalam program ini, NETtalk
membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. NETtalk ‘membaca keras-keras’
dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fonem-fonem, unit dasar dari suara
sebuah bahasa. NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi
satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah
informasi yang kontekstual.
D.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN AI
Sistem yang berkinerja seperti seorang ahli disebut
dengan sistem pakar. Pada dasarnya, sebuah sistem pakar adalah spesialis tiruan
yang memecahkan masalah yang termasuk dalam keahliannya. Sistem pakar telah
dirancang untuk memecahkan masalah dalam bidang kedokteran, hukum, aerodinamis,
dan hal-hal yang rutin yang sangat banyak yang biasanya membosankan, atau
bahkan beberapa kasus yang sulit dipecahkan manusia. Sistem ini mengikuti
aturan-aturan yang telah ada, yang seringkali menggunakan pohon keputusan,
tetapi bagaimanapun sistem ini hanya bisa memikirkan satu hal saja (Solso,
maclin, & Maclin, 2008).
Sumber :
McLeod, R., & Schell, G. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta:
Salemba Empat.
Solso, R. L., Maclin, O. H., &
Maclin, M. K. (2008). Psikologi Kognitif.
Jakarta: Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar