Selasa, 24 April 2012

Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers



 



Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Pada tugas kesehatan mental kali ini, saya diberi kesempatan untuk membahas tentang Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers”, dimana didalamnya akan mencakup mengenai perkembangan diri ; peranan positive regard dalam pembentukan kepribadian individu ; dan ciri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya.


Menurut Rogers, apabila orang-orang dapat bertanggung jawab terhadap kepribadian mereka sendiri dan mampu memperbaikinya, maka mereka harus menjadi makhluk yang sadar dan rasional. Rogers percaya bahwa orang-orang dibimbing oleh persepsi sadar mereka sendiri tentang diri mereka dan dunia sekitar mereka. Kriteria terakhir seseorang adalah pada pengalaman sadarnya sendiri dan pengalaman itu memberikan kerangka intelektual dan emosional di mana kepribadian terus-menerus tumbuh.
Rogers mengemukakan bahwa pengalaman-pengalaman masa lampau dapat mempengaruhi cara bagaimana kita memandang masa sekarang yang pada akhirnya mempengaruhi tingkat psikologis kita. Jadi, fokus Rogers tetap pada apa yang terjadi dengan kita sekarang, bukan pada apa yang terjadi waktu itu.



A.   Perkembangan Diri

Saat masa kecil, anak mulai membedakan, atau memisahkan satu segi pengalamannya dengan yang lainnya. Segi ini adalah diri dan itu digambarkan dengan bertambahnya penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”. Anak itu mengembangkan kemampuan untuk membedakan antara apa yang menjadi milik atau bagian dari dirinya dan semua benda lain yang dilihat, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai menggambarkan tentang siapa dia. Dengan kata lain, anak itu mengembangkan suatu “pengertian-diri” (self concept).
Sebagai bagian dari self-concept, anak itu juga menggambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin menjadi siapa. Hal itu terbentuk sebagai akibat dari makin kompleksnya interaksi dengan orang lain. Dengan mengamati reaksi dari orang lain terhadap tingkah akunya sendiri, anak itu secara ideal mengembangkan suatu pola gambaran-gambaran diri yang konsisten, yang terintegrasi dimana kemungkinan adanya beberapa ketidakcocokan antara diri sebagaimana adanya dan diri sebagaimana yang mungkin diinginkannya untuk menjadi diperkecil. Dalam individu yang sehat dan yang mengaktualisasikan diri munculah suatu pola yang berkaitan, berbeda dengan individu yang mendapat gangguan emosional.
Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan akan menjadi sehat atau tidak, tergantung pada cinta yang diterima anak itu saat masa kecil. Pada saat diri mulai berkembang, anak juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebutnya dengan “penghargaan positif” (positive regard).


B.   Peranan Positive Regard Dalam Pembentukan Kepribadian Individu

Positive regard adalah suatu kebutuhan yang memaksa, dimiliki semua manusia. Setiap anak terdorong untuk mencari positive regard.
Anak mengharapkan bimbingan tingkah lakunya dari orang lain, bukan dari dirinya sendiri. Anak akan puas ketika ia menerima kasih sayang, cinta, dan persetujuan dari orang lain, tetapi ia akan kecewa ketika menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Karena ia merasa kecewa, maka kebutuhan akan positive regard bertambah kuat, makin lama makin mengarahkan energi dan pikiran. Anak harus bekerja keras untuk positive regard dengan mengorbankan aktualisasi diri.
Syarat utama bagi timbulnya kepribadian yang sehat adalah penerimaan “penghargaan positif tanpa syarat” (unconditional positive regard) pada masa kecil. Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Unconditional positive regard  tidak berarti bahwa anak diperbolehkan melakukan apa saja yang diinginkannya tanpa dinasihati. Sebab jika demikian, maka ibunya tidak melindungi anaknya dari bahaya.
Rogers percaya bahwa ibu dapat mencela tingkah laku tertentu tanpa pada saat yang sama menciptakan syarat-syarat dimana anaknya akan menerima cinta dan kasih sayang.
Orang yang tumbuh dengan perasaan unconditional positive regard akan menjadi orang yang bebas untuk menjadi orang yang mengaktualisasikan diri, untuk mengembangkan seluruh potensinya, dan dapat maju ke tujuan terakhir, yaitu menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya.


C.   Orang yang Berfungsi Sepenuhnya

Rogers menyampaikan lima sifat dari orang yang berfungsi sepenuhnya, yaitu sebagai berikut :

1.    Keterbukaan pada Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensif (tertutup). Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan dari luar disampaikan ke sistem syaraf organisme tanpa distorsi atau rintangan. Orang yang seperti itu mengetahui segala sesuatu tentang dirinya. Itu berarti bahwa kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya untuk membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru.
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional”, maksudnya adalah ia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang yang defensif.

2.    Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seperti belum pernah ada sebelumnya dalam cara yang persis sama. Karena itu, ada kegembiraan pada setiap pengalaman.
Orang yang berfungsi sepenuhnya yang tidak memiliki diri yang berprasangka atau tegar tidak harus mengontrol atau memanipulasi pengalaman-pengalaman, sehingga dengan bebas dapat berpartisipasi di dalamnya. Jadi, orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus-menerus terbuka pada pengalaman-pengalaman baru.
Rogers percaya bahwa kualitas diri kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat.

3.    Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif.
Karena orang yang sehat terbuka sepenuhnya pada pengalaman, maka dia memiliki jalan masuk untuk informasi yang ada dalam suatu situasi membuat keputusan. Karena informasi yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan adalah tepat dan karena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan, maka orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri.

4.    Perasaan Bebas
Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin dia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan berkuasa ini maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin dilakukannya.

5.    Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Orang-orang yang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman, yang percaya akan organisme mereka sendiri, yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka ialah orang-orang sebagaimana dikemukakan Rogers yang akan mengungkapkan diri mereka dalam produk-produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang kehidupan mereka.
Orang-orang yang kreatif dan spontan tidak terkenal karena konformitas atau penyesuaian diri yang pasif terhadap tekanan-tekanan sosial dan kultural.
Rogers percaya bawa orang-orang yang berfungsi sepenuhnya lebih mampu menyesuaikan diri dan bertahan terhadap perubahan-perubahan yang drastis dalam kondisi-kondisi lingkungan. Mereka memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menanggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.


Demikian pembahasan saya mengenai “Teori Kepribadian Sehat Menurut Rogers”. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, dan semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang berfungsi sepenuhnya. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan. Saran dan kritik yang membangun sangat saya butuhkan sebagai pembelajaran untuk saya dalam penulisan berikutnya. Terima kasih atas perhatiannya,

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.



Sumber :
Hall, C.S., dan Lindzey, G. (1993). Teori-Teori Holistik (Organismik – Fenomonologis). Yogyakarta: Kanisius.
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

3 komentar:

Septria Utami mengatakan...

wahh nambah ilmu buat aku, makasi azizah dan sukses yaaa :)

Nunung Hairiyah mengatakan...

semoga kita menjadi pribadi yang sehat ya zah..
amiiinn..:)

nurshella ashary mengatakan...

coba semua penduduk bisa melakukan teori tersebut pasti pada sehat. hehe

Posting Komentar